Kita pasti pernah mengalami suatu moment, dimana kita bertemu orang baru dan membahas mengenai bisnis atau usaha. Di akhir percakapan pasti orang tersebut akan memberi selembar kartu nama, tanda pengenal diri mereka kepada kita untuk menghubungi mereka lebih lanjut atau waktu berbincang telah habis dikarenakan situasi tidak mendukung untuk melanjutkan perbincangan.

Nah, apakah kalian pernah terpikir bagaimana awal permulaan dari kartu pengenal ini? Mengapa pada zaman yg perkembangan teknologi modern yang memungkinkan data personal dengan mudahnya disimpan melalui computer atau dalam sederet “storage” canggih yang terhubung dengan telepon pintar (Handphone) ini, namun selembar kartu kecil ini tak akan pernah bisa tergantikan dan terlupakan dalam dunia professional?

Melalui kartu ini, kita dapat menyampaikan informasi personal, pribadi, atau seputar perusahaan dan dunia kerja. Di dalam selembar kertas ukuran 9 x 5,5 cm; ukuran yang telah ditetapkan sesuai ukuran Standar Nasional Indonesia ( SNI ) tertera nama, jabatan, logo perusahaan, alamat, nomor telepon, situs, faksimile, dan email. Bahkan dengan ini menjadi tolak-ukur tingkat ke-profesionalan seseorang

Kartu nama mayoritas didesain dengan bentuk formal-meski terkadang ada orang dengan kreatifitas yang tinggi suka “berkreasi” dengan desain kartu nama mereka dalam visual yang unik dan nyentrik. Meskipun terkesan ketinggalan zaman, kartu nama tetap menjadi salah satu perangkat keprofesionalan yang penuh daya guna, salah satunya: menjaring koneksi, seperti di awal paragraf pertama di artikel ini.

SEJARAH & PERKEMBANGAN 

Apakah anda tahu kalau kartu nama ternyata sudah ada sejak abad ke-15 di Tiongkok yang awal mulanya, kartu nama yang disebut míngcì ini hanya dibuat untuk bentuk dari undangan khusus.  Kemudian di abad ke-17 di negara Barat, Eropa, fungsi kartu nama mulai diperkenalkan sebagai “kartu dagang” yang berguna untuk memberitahukan lokasi pedagang tertentu dan bersifat “informatif”.

Pada saat itu, jika ada seseorang mengeluarkan kartu nama, di saat itulah akan muncul pemberitahuaan atau pengumuman bahwa ada bangsawan/pejabat yang akan berkunjung atau justru sekadar melintas.

Dan karena itu lah, meski ukurannya hanya sebesar kartu remi–kartu nama seolah menjadi perlambang status sosial masyarakat. Dipastikan, hampir seluruh masyarakat kalangan atas/bangsawan, memiliki kartu namanya sendiri. Tak banyak yang berubah hingga sekarang, karena setiap orang masih berlomba-lomba menciptakan desain unik untuk kartu nama mereka bahkan sampai menggunakan tinta emas.

Baca Juga : cetak-stationery-untuk-bisnis/

Kartu nama lantas mengalami perkembangan fungsi seiring berjalannya waktu. Seperti pada abad ke-19. Kartu nama, berubah menjadi “social card”. Jadi apabila saat ada pertemuan penting, seseorang akan membawa kartu nama mereka. Sementara si pemilik rumah/tempat akan menyiapkan baki sebagai wadah kartu nama sekaligus simbol penyambutan tamu.

Kartu yang sudah diletakkan oleh tamu, kemudian diserahkan kepada tuan rumah untuk diperiksa. Dari situlah sang tuan rumah akan mengetahui identitas para tamu yang datang. Semakin bagus desain kartu nama, maka meningkat pula kesan yang akan diberikan oleh si pemilik.

Adapun budaya “berkartu nama” menjadi satu hal yang lumrah ditemukan di masyarakat Eropa. Bahkan, budaya ini juga telah menciptakan trend serta aturan yang penting, seperti:

  • Seseorang akan dianggap tidak sopan, jika melihat kartu nama tamu lain saat sedang berkunjung.
  • Kartu nama yang dilipat di bagian ujung/sudut-menunjukkan kunjungan yang bersifat pribadi. Sedangkan social card yang di bagian tengah dilipat, menunjukkan kunjungan hanya untuk keperluan keluarga.
  • Simbol P/F dalam kartu nama berarti ucapan selamat. Sebaliknya, simbol P/C bermakna pernyataan belasungkawa.

Sementara kartu nama digunakan sebagai social card, ternyata ada pula yang mulai memanfaatkannya untuk tujuan bisnis. Kecenderungan ini, bermula dari para pedagang di Inggris-yang umumnya dibagikan kepada para pelanggan. Terjadinya revolusi industri di kemudian hari, mengubah kembali esensi pemberiannya. Nah, jika sebelumnya kartu ini merupakan satu benda sakral yang hanya akan dibagikan di acara formal; pasca revolusi-kartu nama justru sering kali disebarkan di ragam acara nonformal. Kebiasaan ini, terus berlanjut  bahkan sampai merambah ke Amerika Serikat.

Di sisi lain Inggris, kartu nama memiliki fungsi sebagai identitas untuk membedakan para pekerja. Para buruh diwajibkan mengenakan kartu nama ketika tengah bekerja dengan tujuan sebagai penunjuk identitas. Sejak kartu nama diciptakan ternyata pembuatannya tidak sembarangan bahkan hingga saat ini aturan kartu nama tidak pernah berubah.

  • Aturan pertama adalah menggunakan bahasa dimana si pembuat tersebut tinggal. Pasti Anda jarang menjumpai kartu nama milik orang Indonesia yang menggunakan bahasa Korea, atau orang jepang menggunakan bahasa tagalog. Hal tersebut memang aturan baku kartu nama.
  • Aturan kedua adalah di larang keras penulisan kartu nama menggunakan tulisan tangan. Sejak pada abad ke-18 mulai disederhanakan dan mulai dicetak, kartu nama sudah dimuat dengan dibubuhi tinta cetak. Adapun pada awal pembuatannya, dibuat dengan menggunakan kulit kayu tipis yang di press.
  • Aturan ketiga adalah jangan menyerahkan dalam keadaan rusak. Sejarah kartu nama menunjukkan bahwa pantang sebuah kartu nama dipakai atau diberikan dalam keadaan cacat atau rusak. Selain tidak enak dipandang atau sulit di baca penerima, kartu nama yang rusak dapat memuat kesan kita dari sang penerima dinilai kurang professional.
  • Aturan atau tata cara memberikan kartu nama yang keempat adalah harus menggunakan tangan kanan saat memberikan, tidak boleh memberikan dengan menggunakan tangan kiri. Sejak dulu orang-orang selalu menggunakan tangan kanan ketika memberikan kartu nama kepada orang lain, hal ini menjunjung kesopanan.

Di Jepang, kartu nama disebut meishi. Kartu nama di Jepang biasanya menampilkan nama perusahaan di bagian atas dengan ukuran besar, diikuti dengan jabatan dan kemudian nama orang. Meishi harus disimpan dalam tempat kartu nama khusus agar tidak cepat rusak. Sebuah meishi yang diterima juga tidak boleh ditulis/dicorat-coret atau ditempatkan di saku.

Informasi kontak penting lainnya yang biasanya ditulis antara lain alamat bisnis, nomor telepon dan nomor faks. Meishi dapat juga berisi kode QR untuk memberikan rincian kontak dalam bentuk yang dapat dibaca mesin, tetapi ini belum dipraktikan secara luas.

Manfaat Kartu Nama

Sejak saat itu, terjadi nya perkembangan fungsi kartu nama, dari yang mulanya untuk memperkenalkan diri; simbol status sosial, menuju kepentingan bisnis. Dalam dunia bisnis, biasanya kartu nama akan digunakan untuk memperluas jaringan. Namun mengapa di zaman sekarang, kartu nama tetap kekeuh di gunakan meski hanya untuk bertukar kontak sampai alamat padahal semua dapat tersedia lengkap di handphone? Apa yang membuat kartu nama begitu penting dan special?

Untuk memperkenalkan diri kepada konsumen/ relasi baru merupakan salah satu cara yang terbaik untuk memperluas jaringan komunikasi pemasaran.

  • Meningkatkan Profesionalitas. Saling bertukar kontak via handphone mungkin terdengar praktis dan terdengar tidak menyepelekan teknologi. Namun, jika Anda ingin terlihat profesional di mata orang lain atau klien penting, sebaiknya, gunakan kartu nama. Karena dengan ini akan menghindarkan Anda dari kesalahan mengeja; mengetik nomor; atau justru risiko salah sambung.
  • Lebih Praktis. Jika waktu Anda terbatas untuk “menonjolkan” profil diri melalui handphone, pakailah kartu nama. Adapun kartu nama menjadi solusi paling praktis, ketimbang harus mencatat atau justru menekan layar smartphone untuk menyimpan kontak dan ini dapat mengikat hubungan dengan relasi baru atau orang baru.
  • Meningkatkan Peluang Bisnis. Banyak perusahaan menjadikan kartu nama mereka sebagai “alat” promosi untuk mendapatkan klien atau justru calon pelanggan. Apalagi, jika desain kartu nama Anda unik dan menarik. Tidak selalu bukan berarti mutlak, desain kartu nama bisa menjadi “cerminan” perusahaan yang Anda wakili. Semakin profesional, tentulah semakin baik. Itu sebabnya, pembuatan kartu nama tidak bisa dilakukan secara sembarang; melainkan harus merepresentasikan profil perusahaan, pun menampilkan sedikit informasi tentang produk/jasa yang Anda tawarkan. Intinya, buatlah mereka tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang perusahaan/Anda; sekaligus merasa “enggan” untuk membuangnya.
  • Memperluas Jaringan. Mungkin ada kalanya, Anda tidak mendapatkan peluang kerja dari calon pelanggan / klien. Namun, jangan putus asa dan berlarut-larut dalam perasaan khawatir. Karena, dengan saling “berbagi” kartu nama, Anda dapat memiliki kesempatan lebih lanjut untuk memperluas jaringan. Apalagi jika lingkungan pekerjaan memungkinkan Anda bertemu banyak orang setiap harinya.

Jadi, kartu ini sebenarnya merupakan strategi marketing kita kepada semua orang. Oleh karena itu seorang yang profesional harus memiliki kartu ini. Nah, dengan berbagi  dan mencantumkan kontak pribadi; siapa tahu ada orang yang tertarik untuk bermitra dengan Anda?

Jika anda membutuhkan kartu nama untuk ke-profesional-an anda dalam waktu singkat, kami yang memiliki dan tersedia, dengan tangan terbuka menerima pesanan kartu nama anda Silahkan hubungi kami via Instagram, Facebook atau WhatsApp

WhatsApp chat